Rabu, 05 Januari 2011

GIZI BURUK

Seperti yang kita ketahui bersama beberapa bulan terakhir mass media di tanah air dipenuhi berita-berita tentang gizi buruk. Meskipun gizi buruk bukanlah hal baru di Indonesia tetapi tetap saja membuat hati miris bila mendengarnya. 
Gizi buruk yang terjadi sekarang merupakan efek dari krisis ekonomi di negara kita yang berkepanjangan yang menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli bahan makanan yang baik dari segi jumlah dan mutu. Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan yang bergizi merupakan penyebab lain timbulnya gizi buruk.  Paling banyak yang terkena gizi buruk adalah anak-anak.

Arti Gizi Buruk
Apasih gizi buruk itu?
gizi buruk adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak gizi buruk yaitu :
Pertama, dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan . Bila perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat dikatakan anak tersebut terkena Gizi Buruk.
Kedua, dengan mengukur tinggi badan dan LIngkar Lengan Atas (LILA)  bila tidak sesuai dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.

Jenis Gizi Buruk
Ada 3 jenis gizi buruk yang sering ditemui dan sangat berbahaya yaitu KWASHIORKOR,  MARASMUS dan gabungan dari keduanya MARASMIC-KWASHIORKOR.

Tanda-Tanda Gizi Buruk
Tanda-tanda Gizi Buruk berbeda-beda menurut jenisnya.
Untuk jenis Kwashiorkor tanda-tanda yang terjadi adalah sebagai berikut:
Ø      Bengkak  pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang
Ø      Otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus sehingga ukuran LILA-nya kurang dari 14 cm
Ø      Timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas
Ø      Tidak nafsu makan
Ø      Rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit
Ø      Wajah anak membulat dan sembab (moon face)
Ø      Cengeng/rewel dan apatis
Ø      Sering disertai infeksi, anemia dan diare
Sedangkan untuk jenis Maramus tanda-tandanya :
Ø      Anak sangat kurus tampak tulang terbungkus kulit.
Ø      Tulang rusuk menonjol
Ø      Wajahnya seperti orang tua (monkey face)
Ø      Kulit keriput (jaringan lemak sangat sedikit sampai tidak ada )
Ø      Cengeng/rewel
Ø      Perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air kecil
Tanda-tanda Marasmic – Kwashiorkor adalah:
Ø      Campuran dari beberapa tanda tanda Kwashiorkor dan maramus disertai pembengkakan yang tidak menyolok.
Ø       
Dampak Gizi Buruk
Dampak dari gizi buruk pada anak bukan hanya tubuh yang kurus tetapi lebih dari itu. Gizi buruk dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kecerdasan anak, rabun senja dan penderita gizi buruk lebih rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.
Bila ditemukan anak dengan gizi buruk harus segera dirujuk ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut.
Pencegahan Gizi Buruk
 Gizi buruk dapat dicegah dengan memberikan makanan yang bergizi pada anak berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat (seperti nasi, kentang, jagung), makanan yang mengandung protein (telur, ikan ,daging) dll, dan berikanlah ASI bagi anak usia 0 – 2 tahun.

Untuk menunjang pencegahan gizi buruk diatas, perlu dipahami Pengetahuan tentang gizi yaitu :

1.      Perilaku Gizi
Perilaku Gizi merupakan suatu tindakan memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal.

      Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.

      Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.  Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.

      Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.

      Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan  zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari  yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.

2.      Perilaku Ibu tentang Gizi
Adalah suatu tindakan ibu dalam memberikan makanan yang mengandung asupan nutrisi sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal.


Selain itu ibu berperan penting dalam asupan gizi didalam keluarga. Karena makanan yang akan dikonsumsi tergantung dari pengetahuan ibu tentang komposisi gizi yang akan dikonsumsi oleh keluarga.

3.      Pengetahuan Ibu tentang Gizi
Adalah tingkat pengetahuan ibu tentang asupan nutrisi yang dapat mempengaruhi pola makan keluarga yang akhirnya akan mempengaruhi status gizi keluarga.
Latar belakang pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan. Jika pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu dan balitanya juga baik, dengan pengetahuan baik, ibu hamil akan lebih mampu mengatur pola makannya agar bayi lahir dengan berat badan yang normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pengetahuan gizi ibu dengan berat bayi yang dilahirkan. Penelitian observasional berpendekatan cross sectional ini menggunakan sampel sebanyak 106 ibu hamil. Hasil yang diperoleh adalah ibu yang berpendidikan dasar sebesar 60,4% dan lanjutan 39,6%. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik sebesar 35,8% lebih rendah dari ibu yang berpengetahuan tidak baik sebesar 64,2%, sedangkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebesar 13,2% dan tidak BBLR sebesar 86,6%. Uji statistik menunjukkan ada hubungan pendidikan dan pengetahuan gizi ibu dengan berat bayi lahir dengan nilai p sebesar 0,006 dan 0,014. Saran yang diberikan kepada pihak terkait dalam hal ini dinas kesehatan dan rumah sakit untuk secara terus menerus mengupayakan peningkatan pengetahuan ibu mengenai kesehatan pada umumnya dan gizi khususnya melalui upaya-upaya promosi kesehatan yang berkelanjutan.
Dengan pengetahuan yang baik, seorang ibu dapat memilih dan memberikan makanan bagi keluarga, baik dari segi kualitas yang memenuhi angka kecukupan gizi. Asupan makanan yang sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh keluarga dapat mempengaruhi status gizi keluarga.

4.      Sikap Ibu terhadap Gizi Balita
Sikap Ibu tentang gizi dan kesehatan, merawat balita dan memberi makanan yang bergizi sebaik-baiknya demi kesehatan yang optimal bagi balita.

Tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada satu pun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek, yaitu: aspek gizi, aspek kekebalan dan aspek kejiwaan, berupa jalinan kasih sayang yang penting untuk perkembangan mental dan kecerdasan anak.
Pada usia 0-4 bulan, bayi cukup diberi ASI saja (pemberian ASI Eksklusif), karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-4 bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya lain yang fatal. Tanda bahwa ASI eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain : bayi tidak rewel, dan tumbuh sesuai dengan grafik pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

5.      Tindakan Pemberian Gizi
Adalah Aktualisasi dalam memenuhi kebutuhan gizi yang sebaik-baiknya. Pemberian gizi harus dimulai dari ibu mengandung hingga berlanjut setelah bayi lahir sehingga anak akan tumbuh kembang dengan baik sesuai dengan usia perkembangannya.

Masa depan bangsa Indonesia tergantung pada keadaan anak bangsa saat ini, jika anak-anak Indonesia tidak terpenuhi gizi seimbangnya tak terbayangkan masa depan bangsa ini.

Diposkan Oleh : Hasan Basri Djambak
Sumber : Berbagai Sumber

           


Demi perbaikan dari banyak kekurangan pada BLOG ini.

"KOMENTAR Anda SANGAD dibutuhkaN"